Pages

Friday, February 27, 2015

Bersama dalam Perbedaan ; Bangkit dan Melangkah Menuju Perubahan



PENJELASAN
TEMA RAPAT ANGGOTA KOMISARIAT (RAK) KE-I
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG JEMBER KOMISARIAT SITUBONDO
PERIODE 2013/2014

”Bersama dalam Perbedaan ; Bangkit dan Melangkah Menuju Perubahan”
           
HMI adalah organisasi kader yang dilahirkan karena kebutuhan politik mahasiswa. Kondisi politik yang melingkupi ketika itu merangsang beberapa mahasiswa untuk membentuk suatu organisasi yang bisa berguna bagi masyarakat, Bangsa dan agama. Karena itu tujuan didirikannya HMI antara  lain mempertahankan Negara republik Indonesia serta mempertinggi derajat dan martabat rakyat Indonesia, juga untuk menegakkan dan pengembangan ajaran-ajaran islam di muka bumi. Sebagai organisasi kader, HMI Menginginkan semua mahasiswa yang beragama islam mengenal dan menghayati ajaran agamanya serta mengamalkannya dimanapun dia berada. Tentunya, penghayatan dan pengenalan agama tersebut disesuaikan dengan atribut kemahasiswaan yang lebih menekankan pada etos kecendikiawanan. Harapan yang ingin diperoleh dari ini adalah terciptanya insan akademis yang beragama dan memiliki wawasan serta kepekaan sosial politik.
            Tekad yang menyertai didirikannya HMI semacam itulah, yang menjadikan ia selalu ingin eksis dalam setiap kurun waktu dan setiap perjalanan sejarah. Kalau tekad tersebut belum tercapai, apapun tantangan harus dihadapi. Dengan kata lain, dalam situasi sosial-politik yang bagaimanapun selama usaha menciptakan insan akademis yang islami dan memiliki kepekaan social politik ini belum berhasil, tidak ada alasan untuk meniadakan organisasi tersebut. Tentu saja sesuai dengan perkembangan sejarah tujuan utama didirikannya HMI tersebut bisa saja bergeser. Dan yang demikian ini, juga sudah terjadi. Meski demikian pergeseran tujuan yang pernah terjadi di dalam HMI beberapa waktu setelah didirikan tidaklah berarti menghilangkan tujuan semula. Pergeseran tujuan yang terjadi semata-mata hanyalah sebagai upaya mempersempit dan menspesialisasikan tujuan tersebut. Tujuan itu adalah turut membina anggotanya agar menjadi sarjana-sarjana yang handal.
            Jadi,pada garis besarnya HMI lahir untuk kepentingan nasional dan kepentingan islam. Dengan kata lain, kelahiran HMI merupakan manifestasi kepedulian mahasiswa pada waktu itu untuk ikut berperan dalam menegakkan republic ini, yang sekaligus mempertahankan dan mensyiarkan islam. Dan, ini bisa dibuktikan dari kiprah HMI dalam setiap perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
            Begitu pula latar belakang didirikannya HMI Situbondo pada akhir tahun 1999. Motivasi awal didirikannya adalah sangat sederhana yaitu hanya untuk memberikan ruang silaturrahmi kepada mahasiswa Islam yang ada di Situbondo. Karena Pada saat itu tidak ada organisasi kemahasiswaan yang bisa memberikan ruang kepada mahasiswa yang berbeda latar belakang organisasi keislamannya. Hal lain yang kemudian juga mengiringi kelahiran HMI Situbondo adalah Situasi Politik Nasional pada tahun 1998 dengan di tumbangkannya Era Orde baru oleh Mahasiswa yang kemudian membuka Era reformasi.
            Namun dalam perjalanannya sejak tahun 1999            sampai tahun 2015 ini, terjadi berbagai macam dinamika dalam tubuh organisasi. Di awal-awal berdirinya HMI Situbondo memang dikenal sebagai organisasi yang cukup disegani di Kabupaten Situbondo meskipun pada saat itu anggotanya sangat sedikit sekali. Karena HMI selalu melibatkan diri dalam berbagai hal yang terjadi baik di Daerah ataupun Nasional. HMI situbondo muncul sebagai kelompok kritis yang progressive sehingga peranannya cukup diperhitungkan. Akan tetapi beberapa periode setelah masa kejayaanya itu, HMI Situbondo mulai terlihat mengalami kemunduran. Baik dalam kaderisasi ataupun pada kepekaannya terhadap isu-isu kedaerahan ataupun nasional. Kegiatan yang dilakukan terlihat hanya seperti seremonial saja. Sehingga muncul berbagai macam pandangan, baik dari anggota  yang masih aktif ataupun dari alumni-alumninya. Hal ini kemudian lebih diperkeruh lagi dengan munculnya konflik berkepanjangan yaitu kubu Konstitusional yang tetap mempertahankan HMI Situbondo sebagai Komisariat menginduk ke cabang Jember dan kubu Inkonstitusional yang menganggap HMI Situbondo sebagai Cabang. Kondisi itu berdampak pada Kevakuman organisasi yang terjadi selama bertahun-tahun. Sampai pada akhirnya di tahun 2008 HMI dicoba untuk dihidupkan kembali meskipun sisa-sisa konflik masih ada. Secara perlahan HMI Situbondo mulai bangkit kembali dan melahirkan beberapa kader yang hingga sekarang sudah cukup banyak dan  terdistribusikan di beberapa jabatan penting di Organisasi kemahasiswaan Kampus. Hal ini menjadi angin segar dalam upaya meningkatkan HMI Situbondo ke depan. Namun karena Mahasiswa yang masuk di HMI berasal dari latar belakang yang bermacam- macam, Konflik Internal belakangan ini muncul kembali dan menguras cukup banyak keringat. Namun setelah dilakukan upaya penyelesaian Masalah, saat ini kondisinya menjadi stabil kembali.
            Jadi, Proses perjalanan HMI Situbondo begitu sangat Dinamis. Berbagai macam pemikiran saling berbenturan satu sama lain. Perbedaan cara pandang antar kader menjadi warna yang turut serta menghiasi proses kaderisasi. Naik turun sudah menjadi hal yang biasa di Lingkungan HMI Situbondo. Artinya meskipun berbeda cara pandang atau berbeda dalam menafsirkan sesuatu,Dalam konteks kebersamaan para kader sangat kuat. Militansi terhadap HMI sangat tinggi. Sehingga tidak jarang di temui kader HMI Situbondo yang menangis hanya karena memikirkan HMI.
            Dalam satu sisi memang terdapat sisi positif ketika kader dibesarkan dengan konflik. Tetapi di sisi lain status Organisasi tidak mengalami peningkatan yang Signifikan. Usia 16 tahun (sejak 1999-2015), merupakan usia yang cukup tua jika dibandingkan dengan daerah lain yang saat ini HMI nya sudah menjadi Cabang (Banyuwangi,Probolinggo,Tuban,Selong, dll). Apalagi ketika dibandingkan dengan HMI Cabang Makassar Timur yang usianya hanya Satu tahun lebih tua dari HMI Situbondo. Cabang Makassar Timur telah mampu menghantarkan kadernya menjadi Ketua Umum PB HMI. Sedangkan HMI Situbondo masih berkutat dalam level komisariat. Ini perlu menjadi bahan pemikiran kita bersama untuk meningkatkan status dari komisariat menjadi cabang. Tetapi dengan tetap mengikuti tahapan-tahapan mekanisme organisasi yang diiringi dengan peningkatan kualitas kader melalui Training-training Formal ataupun Non-Formal.
            Maksudnya adalah, HMI Situbondo harus bangkit dari keterpurukan dan menatap masa depan untuk melangkah ke arah perubahan. Jangan selalu membelenggukan diri dengan Konflik berkepanjangan yang malah sebenarnya merugikan Organisasi Sendiri. Hindari Perpecahan dan satukan tekad untuk membangun HMI Situbondo kedepan menjadi lebih baik. Yakinkan dengan doa, Wujudkan dengan usaha, maka apa yang menjadi cita-cita akan sampai. YAKUSA !!!

Situbondo,27 Februari 2015
@Syaif_Zhibond



0 komentar:

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

Post a Comment