Pages

Saturday, January 18, 2014

Anjangsana sebagai Pengikat Tali Persaudaraan Kader

Kendit.-Dalam rangka membangun kekeluargaan diantara kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jember Komisariat Situbondo, Kohati berinovasi dengan memprogramkan Anjangsana/ Silaturrahmi ke rumah-rumah kader,terutama kader Perempuan/Kohati.Karena kader yang sering mendapatkan kendala ketika akan berproses dalam sebuah organisasi adalah Perempuan. maka dari itu perlu dilakukan silaturrahmi agar muncul kepercayaan dari keluarga kader terhadap aktifitas - aktifitas dalam organisasi.
Anjangsana pertama bertempat di Karanganyar Kendit kediaman Adinda Diah Ayu Lestari. Meskipun ada sedikit kemoloran waktu, sebanyak 18 orang kader berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.Keluarga Diah Ayu menyambut baik kehadiran teman-teman HMI Situbondo. Dalam sambutannya, Bapak diah ayu menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada teman-teman karena telah menyempatkan diri hadir ke kediamannya.Beliau sangat antusias dengan kegiatan silaturrahmi yang di adakan oleh HMI. " Kegiatan seperti ini perlu dilakukan karena akan menambah ukhwah Islamiah",terang Bapak Diah Ayu.
Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan Kajian yang bertemakan 4 Pilar barbangsa dan bernegara dengan Narasumber Kanda Zainul Haqqul Yakin yang di dampingi moderator adinda Hosmiyati. dengan alokasi waktu 20 menit, kanda Zainul haqqul Yakin memaparkan materi tentang 4 Pilar berbangsa dan bernegara.Sedikit meresume apa yang dia paparkan, bahwa 4 pilar berbangsa dan bernegara yakni Pancasila, UUD 1945,NKRI dan Bhineka Tunggal Ika perlu menjadi nilai penting setiap warga negara dalam kehidupan sehari-hari."Keempat pilar tersebut seharusnya tidak hanya menjadi hafalan saja, melainkan perlu juga diamalkan dalam kehidupan sehari - hari agar jati diri sebagai bangsa yang besar bisa terpatri dalam diri kita," terang Zainul Haqqul Yakin yang saat ini menjabat sebagai Fungsionaris Ketua Bidang PTKP HMI Komisariat Situbondo.
Setelah 20 Menit dipaparkan oleh Saudara Zainul Haqqul Yakin,selanjutnya moderator membuka sesi tanya jawab. Ketika dibuka,para peserta banyak yang mengacungkan tangan untuk bertanya tentang beberapa hal dalam 4 pilar berbangsa dan bernegara. Namun karena keterbatasan waktu,moderator hanya memberikan kesempatan pada dua orang  penanya. Penanya pertama dari saudara Abeil Zhain Ali. Dia menanyakan kenapa dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke dua hanya tertulis mengantarkan rakyat Indonesia kedepan Pintu Gerbang kemerdekaan, kenapa tidak langsung masuk saja kedalam ?
Narasumber langsung menjawab bahwa penafsiran dari bagian tersebut adalah sebenarnya ketika Indonesia memperoleh kemerdekaannya masih belum sepenuhnya Perfect. Maka perlu kiranya ketika sudah merdeka (gerbang kemerdekaan) kita sebagai warga negara yang baik harus mampu mengisi kemerdekaan tersebut dengan hal-hal yang membangun yang mampu mengangkat derajat bangsa Indonesia.
Pertanyaan kedua dari saudari Sofiatul Hasanah,pertanyaannya lebih mengarah kepada pribadi pemateri Karena ketika disebutkan tentang Curiculum Vitae, cita-cita pemateri ingin jadi seorang Presiden. Saudari Sofi menanyakan tentang langkah apa yang akan dilakukan oleh pemateri ketika mengemban amanah sebagai pemimpin bangsa.karena saat ini bangsa kita sedang krisis kepercayaan, belum ada pemimpin di negeri ini yang bisa menjadi teladan.
Dengan penuh semangat narasumber menyampaikan bahwa langkah awal yang perlu dilakukan adalah harus menghargai sejarah masa lalu terlebih dahulu.Misalnya ketika masa kerajaan Majapahit,di masa itu kita menjadi bangsa yang besar yang mampu menguasai wilayah-wilayah di luar nusantara. Kahidupan bangsa saat itu sangat maju,ini terbukti dengan munculnya beberapa cendekiawan  yang menciptakan karya -karya fenomenal. Sebut saja Mpu tantular sebagai pengarang kitab sutasoma yang di dalamnya berisi tentang Bhineka Tunggal Ika. pertanyaannya sekarang pernahkah kita mempelajari kitab-kitab karangan para ilmuan nusantara itu ?. Mpu prapanca pengarang kitab negarakertagama dan banyak lagi cendekiawan-cendekiawan lain yang mempunyai karya-karya cukup fenomenal. Maka sebelum menjadi pemimpin bangsa yang besar ini, arif kiranya kita mempelajari sejarah masa lalu.
Diskusi lebih hidup ketika setiap peserta forum saling mengisi antara yang satu dengan yang lainnya. banyak peserta yang sebenarnya ingin diskusi lebih lama lagi, namun karena keterbatasan waktu akhirnya acara diakhiri dengan pembacaan do'a dan ramah tamah menikmati hidangan yang disediakan oleh tuan rumah.Tidak ketinggalan juga untuk dijadikan dokumentasi, semua teman-teman yang hadir berfoto dengan keluarga Adinda Diah Ayu Lestari di Halaman rumah.
Acara selesai, namun sebelum pulang ke rumah masing-masing ketua umu Kohati melakukan lotre lagi untuk menentukan tempat  anjangsana ke II. Lotrean pertama keluar nama Ainun namun akarna tidak ada jawaban, di lotre lagi untuk yang kedua kalinya. Nama yang keluar adalah Situ Maryam, namun karena juga belum bisa untuk di tempati, dilotra lagi untuk yang ketiga kalinya dan muncul nama Sofi IKIP. Diapun bersedia untuk ditempati Anjangsana yang ke II.
Penentuan tempat anjangsana dilakukan dengan cara melotre nama-nama yang sudah disiapkan untuk menjadi tuan rumah anjangsana. (SZ/01/2014)

0 komentar:

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

Post a Comment